Gagasan membuat meja keramik sendiri sebenarnya sudah lam ada di angan-angan. Bahkan dulu pernah membuat menggunakan motor yang dipakai mesin jahit, namun karena kecepatan terlalu tinggi dan daya terlalu kecil, motor ini tak mampu bekerja dengan baik.
Melihat mesin cuci yang rangkanya sudah keropos semua, ide itu muncul kembali apalagi di sekolahku sekarang sudah ada guru seni. Pembuatan meja keramik ini memanfaatkan barang bekas. Komponen utamanya adalah motor bekas yang saya peroleh dari mesin cuci kekuatan 7 kg. Ada dua motor yaitu washer motor dan spin-drier-motor yang saya dapat dari mesin cuci yang rusak ini.
Washer motor ( motor yang digunakan untuk mencuci) yang saya gunakan untuk membuat meja keramik. Pertimbangannya motor ini kecepatan putarnya tidak terlalu tinggi ketika dirangkai ( mungkin cocok untuk saya yang lagi belajar). Sedangkan motor satunya (spin-drier-motor/motor untuk pengering) akan saya gunakan untuk mengaduk tanah nantinya.

Langkah pertama yang saya lakukan untuk pembuatan meja keramik sendiri ini adalah melepas motor dan alasnya dari rangka mesin cuci. selanjutnya membuat roda untuk tempat tanah yang akan dibentuk menjadi keramik (namanya apaya…). Roda ini saya buat dari semen yang ditengahnya terdapat AS sebagai sumbu putar nantinya. Berat roda ini mencapai kira-kira di atas 5 kg.

Selanjutnya membuat rangka untuk dudukan roda semen. rangka ini saya minta bantuan tukang las untuk membuatnya. Biayanya rp. 40.000. Sedangkan sabut pemutar saya minta dari bengkel mobil. ini gambarnya:

Pada bagian akhir adalah merangkai roda semen – rangka dudukan – motor – rangkaian kabelnya. gambarnya seperti di bawah ini. Setelah dicoba dialiri arus listrik, alat bisa berjalan dengan baik, saya coba beri tekanan pada roda semen, mesin masih berputar. Senang sekali rasanya, tahap pertama pembuatan meja keramik berhasil.
Meja tahap pertama ini masih belum sempurna, namun sudah bisa dipakai. Saya masih ingin menambahkan pedal saklar yang dikendalikan oleh kaki. Karena sementara ini untuk menghidupmatikan masih harus mencabut kabel yang tercolok ke jala-jala PLN. Selain itu ternyata roda semen yang saya buat masih belum simetri, ada bagian yang tebal ada bagian yang tipis, sehingga hal ini mempengaruhi putarannya. Nanti nunggu sertifikasi periode Juli-Desember 2010 cair, baru dilanjutkan tahap kedua.
http://rohmatsulistya.wordpress.com/2010/03/22/membuat-keramik-dengan-teknik-pilin
sebuah karya kreatif yang luar biasa, kang bud. benda apa pun kalau bikinan sendiri pasti terasa beda nilai rasanya ketimbang beli benda yang sudah jadi.
ini masih mencoba kok pak, belum tentu saya bisa membuat keramiknya, karena masih cari info. selain itu menurut saya kandungan tanah di sini kaya kaolin ( bahan utama keramik)
masih dicari info cara mengolah tanah, nanti kalau dapat akan saya share untuk diberi masukan
Duabelas tahun yang lalu saya ditawari mesin cuci rusak. Mesinnya masih bagus. Tapi gak tahu mau buat apa, yadi kutolak. Lagi pula waktu itubelum punya rumah, masih numpang di RMI (Rumah Mertua Indah). He he. Wah, Pak Budi memang hebat.
Hasilnya kayak gimana ya?
mantep juga ya memanfaatkan mesin cuci bekas ayo lanjutkaaaaaan
Mengunjung kerabat sekaligus memberikan hadiah, walaupun udah usang yach http://budiarnaya.com/kisi-kisi/misi-88/
core bisnis tingkat tinggi nih mas… karya luar biasa..!!
output hasilnya mantap…!!! sukses terus buat masnya.. 🙂
wah, kreatif ya..
Dilanjut kreatifitas dan pengembangannya ya Sob.
Salam
“Ejawantah’s Blog”