Di jantung Pulau Kalimantan, tepatnya di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, hidup dan lestari sebuah tarian tradisional yang sarat makna: Tari Giring-Giring. Tarian ini bukan sekadar gerakan ritmis semata, namun sebuah ekspresi budaya masyarakat Dayak Ma’anyan yang penuh simbol dan nilai spiritual.
Tari Giring-Giring biasanya ditampilkan dalam upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Giring-giring sendiri merujuk pada alat musik tradisional yang berupa bambu berlubang dan berisi biji-bijian kering, menghasilkan suara gemerincing khas saat digoyangkan. Bunyi alat ini menjadi pengiring utama tarian, menciptakan suasana magis dan dinamis.
Penari Giring-Giring mengenakan pakaian adat khas Dayak, dihiasi manik-manik, bulu burung enggang, serta ornamen motif alam. Gerakan tarinya enerjik dan penuh semangat, mencerminkan keberanian, persatuan, dan rasa syukur masyarakat terhadap alam dan leluhur.
Meski zaman terus berubah, tarian ini tetap dijaga oleh komunitas adat, seniman lokal, juga para pelajar khususnya pelajar SMK Negeri Paku serta didukung oleh pemerintah daerah sebagai warisan budaya tak benda yang patut dibanggakan. Dalam setiap langkah dan denting giring-giring, tergambar identitas Barito Timur yang kaya akan kearifan lokal.