Hatimu seluas telaga – budiesinfo.com

Hatimu seluas telaga

Si Budi duduk termenung di pojok ruang laboratorium, semua teman-temannya sudah pulang. Mukanya kusut seperti baju seragam yang seminggu tidak diseterika. Kedua telapak tangannya menopang dagu, sesekali jemarinya memukul-mukul pipinya. Hari ini sekolah pulang lebih awal karena besok ulangan semester gasal. Mungkin dia sedang memikirkan undangan temu OSIS VII, yang rencananya akan dilaksanakan dari tanggal 12 s/d 14 januari 2012 di SMANegeri 1 Muara Teweh.
Hati Budi gelisah, banyak guru yang tidak mendukung kegiatan temu OSIS, menurut guru-guru temu OSIS hanya kegiatan ekstra yang tidak penting. Selain itu tempat penyelenggaraan temu OSIS ini sangat jauh dari Ampah, pasti memerlukan beaya yang besar. Sekolah telah memberikan rambu-rambu bahwa tidak ada anggaran untuk kegiatan temu OSIS.
Pak Satro datang mendekati Budi….”Siapa namamu, dari mana asalmu tidak penting, Ukuran tubuhmu juga tidak penting, Ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat penting” karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerakkan seseorang itu ”bertutur kata dan bertindak”.
Suara Pak Sastro memecah lamunan Budi.
“Coba kau minum ini…”
“Apa ini…?” kata Budi
“Kau melihatnya ini seperti apa?, jawab pak Sastro
“Air putih….”,
“Ya…” potong Pak Sastro, itu nampak hanya segelas air putih, sebenarnya bapak telah memasukkan beberapa sendok garam ke dalamnya.
“Bapak mau meracuni saya..? tanya Budi keheranan.
“Tidaak, minumlah supaya kau tahu rasanya”, bujuk Pak sastro.

BYUUUUH….”pahit-pahit.……” Budi kepahitan dan menyemburkan kembali air yang diminumnya.
“yang kau tahu garam rasanya apa Nak..?”, tanya Pak Sastro
Asin pak…” jawab Budi sambil mengusap-usap mulutnya.
“Coba sekarang kau ikut saya……..”

*****
Di pinggir bendung Karau, Pak Sastro mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Rupanya Pak Sastro membawa sebungkus garam, lalu bungkusan itu dibuka dan dilempar ke bendungan karau. Budi disuruh mencicipi air bendungan yang sudah di lempari sebungkus garam. Budi merasakan air bendung yang hambar.
“tadi kau mengira asin, ternyata pahit, sekarang kau merasakan hambar”.. Jika Hatimu seluas telaga pasti kau tidak akan merasakan pahitnya cobaan.

********
”Siapa namamu, dari mana asalmu tidak penting, Ukuran tubuhmu juga tidak penting, Ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat penting” karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerakkan seseorang itu ”bertutur kata dan bertindak” Simak, telaah, dan renungkan dalam hati apakah telah memadai ”wahana” pembelajaran memberikan peluang bagi peserta didik untuk multi kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap; kejujuran, integritas, komitmen, kedisipilinan, visioner, dan kemandirian.

Comments 17

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.